Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Alhamdulillaah…..Segala
Puji bagi Allah Tuhan Seru sekalian alam.Tuhan Yang Maha Rahman.Maha Rahim..
Shalawat serta salam senantiasa tercurah untuk kekasih Allah,Muhammad
Rasulullah Shallahu 'alaihi wassalam.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Islam memerintahkan umatnya
untuk bertetangga secara baik. Bahkan, saking seringnya Jibril mewasiatkan agar
bertetangga dengan baik, Rasulullah pernah mengira tetangga termasuk ahli
waris. Kata Rasulullah, seperti diriwayatkan oleh Aisyah, ”Jibril selalu
mewasiatkan kepadaku tentang tetangga sampai aku menyangka bahwa ia akan
mewarisinya.” (HR Bukhari-Muslim).
Namun, ternyata waris atau
warisan yang dimaksud Jibril adalah agar umat Islam selalu menjaga hubungan
baik dengan sesama tetangga. Bertetangga dengan baik itu, termasuk menyebarkan
salam ketika bertemu, menyapa, menanyakan kabarnya, menebar senyum, dan
mengirimkan hadiah.
Sabda Rasulullah SAW, ”Wahai
Abu Dzar, jika engkau memasak sayur maka perbanyaklah airnya dan bagikanlah
kepada tetanggamu.” (HR Muslim).
Lihatlah, betapa ringan ajaran
Rasulullah, namun dampaknya sangat luar biasa bagi kerukunan dan keharmonisan
kita dalam bermasyarakat. Untuk memberi hadiah tidak harus berupa bingkisan
mahal, tapi cukup memberi sayur yang sehari-hari kita masak. Untuk menjaga
hubungan baik dengan tetangga, Rasulullah juga memerintahkan untuk saling
menenggang perasaan masing-masing.
”Barang siapa yang beriman
kepada Allah dan Hari Akhir,” kata Rasulullah, ”maka hendaknya ia tidak
menyakiti tetangganya.” (HR Bukhari).
Suatu kali, seorang sahabat
bertanya kepada Rasulullah tentang seorang wanita yang dikenal rajin
melaksanakan shalat, puasa, dan zakat, tapi ia juga sering menyakiti
tetangganya dengan lisannya. Rasulullah menegaskan, ”Pantasnya dia di dalam api
neraka!” Kemudian, sahabat itu bertanya lagi mengenai seorang wanita lain yang
dikenal sedikit melaksanakan shalat dan puasa, namun sering berinfak dan tidak
menyakiti tetangganya dengan lisannya. Jawab Rasulullah, ”Ia pantas masuk
surga!” (HR Ahmad).
Seorang wanita bersusah payah
melaksanakan shalat wajib, bangun malam, menahan haus dan lapar, serta
mengorbankan harta untuk berinfak, namun menjadi mubazir lantaran buruk dalam
bertutur sapa dengan tetangganya.
Rasulullah bersumpah terhadap
orang yang berperilaku demikian, tiga kali, dengan sumpahnya, ”Demi Allah tidak
beriman, demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman …!” Sahabat
bertanya, ”Siapa, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, ”Orang yang tetangganya
tidak pernah merasa aman dari keburukan perilakunya.” (HR Bukhari).
Suatu kali, Aisyah pernah
bingung mengenai siapa di antara tentangganya yang harus diutamakan. Lalu, ia
bertanya kepada Rasulullah, ”Ya Rasulullah, saya mempunyai dua orang tetangga,
kepada siapakah aku harus memberikan hadiah?” Beliau bersabda, ”Kepada yang
paling dekat rumahnya.” (HR Bukhari).
Rasulullah menjadikan akhlak
kepada tetangga sebagai acuan penilaian kebaikan seseorang. Kata beliau,
”Sebaik-baik kawan di sisi Allah adalah yang paling baik (budi pekertinya)
terhadap kawannya, sebaik-baik tetangga adalah yang paling baik kepada
tetangganya.” (HR Tirmidzi).
(Didik Hariyanto) sumber :
Republika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar