Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Alhamdulillaah…..Segala Puji bagi Allah Tuhan Seru sekalian
alam.Tuhan Yang Maha Rahman.Maha Rahim.. Shalawat serta salam senantiasa
tercurah untuk kekasih Allah,Muhammad Rasulullah Shallahu 'alaihi wassalam.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Oleh: Tim dakwatuna.com
Rasulullah saw.
bersabda, “Perumpamaan orang beriman itu
bagaikan lebah. Ia makan yang bersih, mengeluarkan sesuatu yang bersih, hinggap
di tempat yang bersih dan tidak merusak atau mematahkan (yang dihinggapinya).”(Ahmad,
Al-Hakim, dan Al-Bazzar)
Seorang mukmin adalah
manusia yang memiliki sifat-sifat unggul. Sifat-sifat itu membuatnya memiliki keistimewaan
dibandingkan dengan manusia lain. Sehingga di mana pun dia berada, kemana pun
dia pergi, apa yang dia lakukan, peran dan tugas apa pun yang dia emban akan
selalu membawa manfaat dan maslahat bagi manusia lain. Maka jadilah dia orang
yang seperti dijelaskan Rasulullah saw., Manusia paling baik adalah yang paling
banyak memberikan manfaat bagi manusia lain.”
Kehidupan ini agar
menjadi indah, menyenangkan, dan sejahtera membutuhkan manusia-manusia seperti
itu. Menjadi apa pun, ia akan menjadi yang terbaik; apa pun peran dan fungsinya
maka segala yang ia lakukan adalah hal-hal yang membuat orang lain,
lingkungannya menjadi bahagia dan sejahtera.
Nah, sifat-sifat yang
baik itu antara lain terdapat pada lebah. Rasulullah saw. dengan pernyataanya
dalam hadits di atas mengisyaratkan agar kita meniru sifat-sifat positif yang
dimiliki oleh lebah. Tentu saja, sifat-sifat itu sendiri memang merupakan ilham
dari Allah swt. seperti yang Dia firmankan, “Dan Rabbmu mewahyukan (mengilhamkan)
kepada lebah: ‘Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan
di tempat-tempat yang dibikin manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam)
buah-buahan dan tempuhlah jalan Rabbmu yang telah dimudahkan (bagimu).’ Dari
perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya
terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Rabb) bagi orang-orang yang
memikirkan.” (An-Nahl:
68-69)
Sekarang, bandingkanlah
apa yang dilakukan lebah dengan apa yang seharusnya dilakukan seorang mukmin,
seperti berikut ini:
Hinggap
di tempat yang bersih dan menyerap hanya yang bersih.
Lebah hanya hinggap di
tempat-tempat pilihan. Dia sangat jauh berbeda dengan lalat. Serangga yang
terakhir amat mudah ditemui di tempat sampah, kotoran, dan tempat-tempat yang
berbau busuk. Tapi lebah, ia hanya akan mendatangi bunga-bunga atau buah-buahan
atau tempat-tempat bersih lainnya yang mengandung bahan madu atau nektar.
Begitulah pula sifat
seorang mukmin. Allah swt. berfirman: “Hai manusia, makanlah yang halal
lagi baik dari apa yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti
langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan adalah musuh yang nyata
bagimu.” (Al-Baqarah:
168)
(Yaitu)
orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati
tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh
mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang
mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi
mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-
belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya,
memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan
kepadanya (Al-Qur’an), mereka itulah orang- orang yang beruntung. (Al-A’raf: 157)
Karenanya, jika ia
mendapatkan amanah dia akan menjaganya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan
melakukan korupsi, pencurian, penyalahgunaan wewenang, manipulasi, penipuan,
dan dusta. Sebab, segala kekayaan hasil perbuatan-perbuatan tadi adalah
merupakan khabaits (kebusukan).
Mengeluarkan
yang bersih.
Siapa yang tidak kenal
madu lebah. Semuanya tahu bahwa madu mempunyai khasiat untuk kesehatan manusia.
Tapi dari organ tubuh manakah keluarnya madu itu? Itulah salah satu
keistimewaan lebah. Dia produktif dengan kebaikan, bahkan dari organ tubuh yang
pada binatang lain hanya melahirkan sesuatu yang menjijikan. Belakangan,
ditemukan pula produk lebah selain madu yang juga diyakini mempunyai khasiat
tertentu untuk kesehatan: liurnya!
Seorang mukmin adalah
orang yang produktif dengan kebajikan. “Hai orang-orang yang beriman,
rukuklah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Rabbmu dan perbuatlah kebajikan, supaya
kamu mendapat kemenangan.”(Al-Hajj: 77)
Al-khair adalah
kebaikan atau kebajikan. Akan tetapi al-khair dalam ayat di atas bukan merujuk
pada kebaikan dalam bentuk ibadah ritual. Sebab, perintah ke arah ibadah ritual
sudah terwakili dengan kalimat “rukuklah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Rabbmu”
(irka’u, wasjudu, wa’budu rabbakum). Al-khair di dalam ayat itu justru bermakna
kebaikan atau kebajikan yang buahnya dirasakan oleh manusia dan makhluk
lainnya.
Segala yang keluar dari
dirinya adalah kebaikan. Hatinya jauh dari prasangka buruk, iri, dengki;
lidahnya tidak mengeluarkan kata-kata kecuali yang baik; perilakunya tidak
menyengsarakan orang lain melainkan justru membahagiakan; hartanya bermanfaat
bagi banyak manusia; kalau dia berkuasa atau memegang amanah tertentu,
dimanfaatkannya untuk sebesar-besar kemanfaat manusia.
Tidak
pernah merusak
Seperti yang disebutkan
dalam hadits yang sedang kita bahas ini, lebah tidak pernah merusak atau
mematahkan ranting yang dia hinggapi. Begitulah seorang mukmin. Dia tidak
pernah melakukan perusakan dalam hal apa pun: baik material maupun nonmaterial.
Bahkan dia selalu melakukan perbaikan-perbaikan terhadap yang dilakukan orang
lain dengan cara-cara yang tepat. Dia melakukan perbaikan akidah, akhlak, dan
ibadah dengan cara berdakwah. Mengubah kezaliman apa pun bentuknya dengan cara
berusaha menghentikan kezaliman itu. Jika kerusakan terjadi akibat korupsi, ia
memberantasnya dengan menjauhi perilaku buruk itu dan mengajukan koruptor ke
pengadilan.
Bekerja
keras
Lebah adalah pekerja
keras. Ketika muncul pertama kali dari biliknya (saat “menetas”), lebah pekerja
membersihkan bilik sarangnya untuk telur baru dan setelah berumur tiga hari ia
memberi makan larva, dengan membawakan serbuk sari madu. Dan begitulah,
hari-harinya penuh semangat berkarya dan beramal. Bukankah Allah pun
memerintahkan umat mukmin untuk bekerja keras?
“Maka
apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain.” (Alam Nasyrah: 7)
Kerja keras dan
semangat pantang kendur itu lebih dituntut lagi dalam upaya menegakkan
keadilan. Karena, meskipun memang banyak yang cinta keadilan, namun kebanyakan
manusia –kecuali yang mendapat rahmat Allah– tidak suka jika dirinya
“dirugikan” dalam upaya penegakkan keadilan.
Bekerja
secara jama’i dan tunduk pada satu pimpinan
Lebah selalu hidup
dalam koloni besar, tidak pernah menyendiri. Mereka pun bekerja secara
kolektif, dan masing-masing mempunyai tugas sendiri-sendiri. Ketika mereka
mendapatkan sumber sari madu, mereka akan memanggil teman-temannya untuk
menghisapnya. Demikian pula ketika ada bahaya, seekor lebah akan mengeluarkan
feromon (suatu zat kimia yang dikeluarkan oleh binatang tertentu untuk memberi
isyarat tertentu) untuk mengudang teman-temannya agar membantu dirinya. Itulah
seharusnya sikap orang-orang beriman.
“Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan
mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (Ash-Shaff: 4)
Tidak
pernah melukai kecuali kalau diganggu
Lebah tidak pernah
memulai menyerang. Ia akan menyerang hanya manakala merasa terganggu atau
terancam. Dan untuk mempertahankan “kehormatan” umat lebah itu, mereka rela
mati dengan melepas sengatnya di tubuh pihak yang diserang. Sikap seorang
mukmin: musuh tidak dicari. Tapi jika ada, tidak lari.
Itulah beberapa
karakter lebah yang patut ditiru oleh orang-orang beriman. Bukanlah sia-sia
Allah menyebut-nyebut dan mengabadikan binatang kecil itu dalam Al-Quran
sebagai salah satu nama surah: An-Nahl.
Allahu a’lam.
***
Sumber: Dakwatuna.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar