Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Alhamdulillaah…..Segala
Puji bagi Allah Tuhan Seru sekalian alam.Tuhan Yang Maha Rahman.Maha Rahim..
Shalawat serta salam senantiasa tercurah untuk kekasih Allah,Muhammad
Rasulullah Shallahu 'alaihi wassalam.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Dan (di dalam surga
itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan
baik, sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan.”(QS. Al-Waaqi’ah [56]
: 22-24).
Sebuah kehidupan di Jannah yang penuh
dengan kenikmatan yang tiada tara. Air yang terpancar dari mata air Kafur,
Tsanim, dan Salsabil serta sungai-sungai yang mengalirkan air susu. Kemudian, para
gadis yang elok nan rupawan berdiam diri di dalam istana-istana surga, mereka
tak kan pernah keluar melainkan menunggu para calon suaminya yang beriman
ketika di dunia.
Kecantikan, keindahan tubuh, keanggunan,
dan segala kelebihan yang dimilikinya tak bisa dilukiskan dengan kata-kata, tak
mampu untuk digambarkan dengan pena-pena kita. Gadis perawan itu terjaga
kesuciannya, tak pernah tersentuh oleh tangan-tangan, jahil baik dari kalangan
manusia maupun jin. Mereka adalah para wanita surga atau yang lebih kita kenal
dengan nama BIDADARI.
Demikianlah gambaran yang terlintas di
benak kita, sekilas mengenai bidadari dan keindahan surga. Untuk selebihnya,
wallahu a’lam. Gambaran tentang surga dan neraka, malaikat dan bidadari,
merupakan sesuatu yang termasuk ke dalam perkara ghaibiah. Kita mengimaninya
berdasarkan informasi yang diberikan melalui firman Allah dan sabda RasulNya.
***
Karakteristik Sang Bidadari
Mengenai bidadari itu sendiri, kita
mengetahuinya sesuai dengan yang diinformasikan oleh Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Di antara kabar itu, adalah karakter sang bidadari, inilah karakter yang
dimiliki oleh wanita surga itu, yakni Cantik dan Berakhlak baik.
Sekali lagi, siapa pun tak dapat
menggambarkan kecantikannya. Jangankan untuk itu, sekadar mengkhayalkannya saja
kita tak berdaya. Namun kecantikan dan keindahan bentuk tubuhnya, Allah
berfirman,“Seakan-akan bidadari itu permata yaqut dan marjan.” (QS.
Ar-Rahmaan [55] : 58).
“Di dalam surga-surga
itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik.” (QS. Ar-Rahmaan
[55] : 70).
“(Bidadari-bidadari)
yang jelita, putih bersih dipingit di dalam rumah.” (QS. Ar-Rahmaan
[55] : 72).
Ath-Thabrani meriwayatkan dalam kitab
Mujamnya dari Ummu Salamah, dia berkata, “Wahai Rasulullah, tolong terangkan
kepadaku tentang firman Allah : Huurun ‘iin.” Rasulullah berkata, “Huurun ‘iin
artinya mata yang indah dan jeli.” Aku berkata lagi, “Wahai Rasulullah, tolong
terangkan kepadaku tentang firmanNya : Kaamtsaalil lu’lu’il maknun.” Rasulullah
berkata, “Artinya bersih sebersih mutiara yang tak pernah disentuh tangan.” Aku
berkata lagi, “Wahai Rasulullah, tolong terangkan kepadaku tentang firmanNya :
Fii hinna khairaat hisaan.” Rasulullah berkata, “Baik akhlaknya dan cantik
wajahnya.” Aku berkata lagi, “Tolong terangkan kepadaku tentang firmanNya :
Kaannahunna baidhun maknuun.” Rasulullah berkata, “Kelembutan kulit mereka
seperti kulit yang ada di bagian dalam kulit telur.” Aku berkata lagi, “Wahai
Rasulullah, tolong terangkan kepadaku tentang firmanNya : Uruban atrooban.” Rasulullah
berkata, Mereka yang di dunia sudah tua renta, di surga menjadi gadis-gadis
yang sebaya.” (Hadits ini diriwayatkan oleh Thabrani, dari Bakar bin Sahl
Ad-Dimyathi, dari Umar bin Hasyim Al-Hassan, dari Hasan, dari bapaknya, dari
Ummu Salamah, dia berkata, “Aku mengingatnya.”).
Itulah gambaran tentang karakteristik
dari bidadari surga. Di samping itu, juga ada karakteristik khusus yang tak
dimiliki oleh wanita dunia, di antara karakteristik khusus wanita surga itu
adalah :
“Suci dan disucikan,” sebagaimana firman
Allah SWT, “Dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci.”(QS.
Al-Baqarah [2] : 25). Mereka tidak memiliki sejumlah kotoran atau mengalami
proses sekresi seperti halnya wanita dunia, misalnya haidh, nifas, buang air
kecil atau buang air besar, ludah, dahak, peluh, serta kentut, baik yang
berbunyi maupun tidak.
Penuh CINTA, dalil yang berkenaan dengan
ini adalah firman Allah SWT dalam surat Al-Waaqi’ah [56] : 37, “Penuh cinta
lagi sebaya umurnya.”
Gadis ABADI, dalam surat An-Naba ayat 33,
diterangkan maksud dari gadis-gadis remaja yang sebaya adalah mereka tidak
pernah mengenal uban atau tua, bahkan setiap pekan mereka akan bertambah cantik
dan menawan.
Tidak Mata Keranjang (QS. Ar-Rahmaan
[55] : 56) dan hanya tinggal di dalam rumah. Inilah yang seharusnya menjadi
kaca perbandingan bagi setiap mu’minah, sang bidadari begitu extra dalam
menahan pandangan dan tidak pernah ke luar dari istananya.
Tubuhnya wangi dan bercahaya. Dalam
riwayat Bukhari dalam Kitab Shahihnya, Rasulullah SAW bersabda,“Seandainya
salah seorang dari wanita surga menampakkan diri ke bumi, niscaya akan
bercahaya antara bumi dan langit dan niscaya antara bumi dan langit itu
dipenuhi dengan bau wangi. Tutup kepala wanita surga saja lebih baik daripada
dunia dan segala isinya.” (Diriwayatkan oleh Abu Bakar bin Abi Dunya).
Do’a bidadari untuk para suami mereka di
dunia, dalam Kitab Maraasilnya, ‘Ikrimah meriwayatkan, “Sesungguhnya para
bidadari berdo’a untuk para suami mereka saat para suami mereka masih berada di
dunia. Mereka berkata : Ya Allah, tolonglah dia dalam menjalankan agama,
hadapkan dia dengan hatinya untuk taat kepadaMu, dan sampaikan dia kepada kami,
demi kemuliaanMu, wahai Rabb Maha Penyayang di antara semua yang penyayang.”
Subhanallah… Demikianlah karakteristik
wanita surga itu. Untuk para wanita, seharusnyalah kita terbetik rasa iri
dengan para bidadari tersebut, agar termotivasi untuk menjadi wanita muslimah
yang taat pada Allah dan RasulNya. Sekarang kalau sudah begitu, apa yang ada di
benakmu, wahai mukminah???
***
Wanita Dunia Bisa Lebih Baik dari
Bidadari Surga
Surga adalah hak asasi atas muslim yang
beriman dan beramal shalih. Surga dipersembahkan khusus bagi hambaNya yang
taat, baik dari kaum pria maupun wanita. Begitu pula dengan seorang wanita jika
ia berniat untuk berhijrah menjadi seorang mukminah sejati. Perlombaan untuk
menjadi lebih baik dibandingkan dengan makhluk Allah lainnya adalah hak
asasinya sebagai seorang hamba.
Dengan melihat karakteristik sang
bidadari, seharusnyalah hal tersebut menjadi cermin bagi setiap wanita dunia.
Bidadari adalah makhluk yang tercipta mirip dengan bangsamu, wahai wanita, tapi
ketahuilah engkau bisa lebih baik dan lebih mulia darinya, Insya Allah.
Ingatlah firman Allah dalam surat At-Tiin ayat 4,“Sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya.”
Maka dari itu, berusahalah, berlombalah,
dan bersegeralah dalam ketaatan kepada Allah SWT agar engkau lebih anggun
daripadanya. Di antara jalan yang dapat ditempuh adalah MENJAGA KESUCIAN.
Jagalah permatamu, wahai mukminah, janganlah kau umbar dan kau jual dengan
harga yang murah, apalagi harga itu adalah harga duniawi yang kotor.
Milikilah rasa penuh cinta. Tumbuhkanlah
cinta itu hanya kepada Allah serta mempersiapkan cintamu itu untuk seorang
laki-laki yang akan menjadi suamimu atau telah sah menjadi suamimu. Janganlah
terjerat dan terperangkap dengan rayuan gombal dan cinta buta, sebab hal itu
hanya akan menggoreskan luka di hatimu.
Jagalah dan tundukkanlah pandanganmu,
karena wanita dunia yang menyakiti suaminya dengan memandang pria lain
(sekalipun terpaksa), merupakan wanita yang memiliki kekurangan dan kehinaan
dalam dirinya. Maka pantaslah jika suaminya (yang shaleh) akan direbut oleh
para bidadari surgawi.
Referensi :
1. Ukhti Al-Muslimah
Sabiiluki ilal Jannah. Karya Itisham Ahmad Sharraf, Daar Al-I’tisham.
2. Ensiklopedia Surga,
Karya Mahir Ahmad Ash-shufi, Pustaka Azzam. 3. Mu’minah, No. 8 Tahun I, 2006.
Penulis : Indriani Budi Astuti
KotaSantri.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar