Halaman

Minggu, 27 Januari 2013

~*~ Amanah ~*~



Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Alhamdulillaah…..Segala Puji bagi Allah Tuhan Seru sekalian alam.Tuhan Yang Maha Rahman.Maha Rahim.. Shalawat serta salam senantiasa tercurah untuk kekasih Allah,Muhammad Rasulullah Shallahu 'alaihi wassalam.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Oleh: Tim dakwatuna.com
Rasulullah saw. bersabda, “Tiada iman pada orang yang tidak menunaikan amanah; dan tiada agama pada orang yang tidak menunaikan janji.” (Ahmad dan Ibnu Hibban)
Amanah adalah kata yang sering dikaitkan dengan kekuasaan dan materi. Namun sesungguhnya kata amanah tidak hanya terkait dengan urusan-urusan seperti itu. Secara syar’i, amanah bermakna: menunaikan apa-apa yang dititipkan atau dipercayakan. Itulah makna yang terkandung dalam firman Allah swt.: “Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk menunaikan amanah-amanah kepada pemiliknya; dan apabila kalian menetapkan hukum di antara manusia hendaklah kalian menetapkan hukum dengan adil.” (An-Nisa: 58)
Ayat di atas menegaskan bahwa amanah tidak melulu menyangkut urusan material dan hal-hal yang bersifat fisik. Kata-kata adalah amanah. Menunaikan hak Allah adalah amanah. Memperlakukan sesama insan secara baik adalah amanah. Ini diperkuat dengan perintah-Nya: “Dan apabila kalian menetapkan hukum di antara manusia hendaklah kalian menetapkan hukum dengan adil.” Dan keadilan dalam hukum itu merupakan salah satu amanah besar.
Itu juga diperjelas dengan sabda Rasulullah saw., “Setiap kalian adalah pemimpin dan karenanya akan diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya. Amir adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Lelaki adalah pemimpin di tengah keluarganya dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Seorang wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan atas anak-anaknya dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentangnya. Seorang hamba adalah pemimpin atas harta tuannya dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentang itu. Dan setiap kalian akan diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya.” (Muttafaq ‘Alaih)
Dan Allah swt. berfirman: “Sesungguhnya Kami menawarkan amanah kepada langit, bumi, dan gunung-gunung. Namun mereka menolak dan khawatir untuk memikulnya. Dan dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zhalim lagi amat bodoh.” (Al-Ahzab 72)
Dari nash-nash Al-Qur’an dan sunnah di atas nyatalah bahwa amanah tidak hanya terkait dengan harta dan titipan benda belaka. Amanah adalah urusan besar yang seluruh semesta menolaknya dan hanya manusialah yang diberikan kesiapan untuk menerima dan memikulnya. Jika demikian, pastilah amanah adalah urusan yang terkait dengan jiwa dan akal. Amanah besar yang dapat kita rasakan dari ayat di atas adalah melaksanakan berbagai kewajiban dan menunaikannya sebagaimana mestinya.
Amanah dan Iman
Amanah adalah tuntutan iman. Dan khianat adalah salah satu ciri kekafiran. Sabda Rasulullah saw. sebagaimana disebutkan di atas menegaskan hal itu, “Tiada iman pada orang yang tidak menunaikan amanah; dan tiada agama pada orang yang tidak menunaikan janji.” (Ahmad dan Ibnu Hibban)
Barang siapa yang hatinya kehilangan sifat amanah, maka ia akan menjadi orang yang mudah berdusta dan khianat. Dan siapa yang mempunyai sifat dusta dan khianat, dia berada dalam barisan orang-orang munafik. Disia-siakannya amanah disebutkan oleh Rasulullah saw. sebagai salah satu ciri datangnya kiamat. Sebagaimana disampaikan Abu Hurairah –semoga Allah meridhainya–, Rasulullah saw. bersabda, “Jika amanah diabaikan maka tunggulah kiamat.” Sahabat bertanya, “Bagaimanakah amanah itu disia-siakan, wahai Rasulullah?” Rasulullah saw. menjawab, “Jika suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancuran.” (Al-Bukhari)
Macam-macam Amanah
Pertama, amanah fitrah. Dalam fitrah ada amanah. Allah menjadikan fitrah manusia senantiasa cenderung kepada tauhid, kebenaran, dan kebaikan. Karenanya, fitrah selaras betul dengan aturan Allah yang berlaku di alam semesta. Allah swt. berfirman: “Dan ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul, (Engkau Tuhan kami) kami menjadi saksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan).” (Al-A’raf: 172)
Akan tetapi adanya fitrah bukanlah jaminan bahwa setiap orang akan selalu berada dalam kebenaran dan kebaikan. Sebab fitrah bisa saja terselimuti kepekatan hawa nafsu dan penyakit-penyakit jiwa (hati). Untuk itulah manusia harus memperjuangkan amanah fitrah tersebut agar fitrah tersebut tetap menjadi kekuatan dalam menegakkan kebenaran.
Kedua, amanah taklif syar’i (amanah yang diembankan oleh syari’at). Allah swt. telah menjadikan ketaatan terhadap syariatnya sebagai batu ujian kehambaan seseorang kepada-Nya. Rasulullah saw. bersabda:“Sesungguhnya Allah telah menetapkan fara-idh (kewajiban-kewajiban), maka janganlah kalian mengabaikannya; menentukan batasan-batasan (hukum), maka janganlah kalian melanggarnya; dan mendiamkan beberapa hal karena kasih sayang kepada kalian dan bukan karena lupa.” (hadits shahih)
Ketiga, amanah menjadi bukti keindahan Islam. Setiap muslim mendapat amanah untuk menampilkan kebaikan dan kebenaran Islam dalam dirinya. Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa yang menggariskan sunnah yang baik maka dia mendapatkan pahalanya dan pahala orang-orang rang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahalanya sedikit pun.” (Hadits shahih)
Keempat, amanah dakwah. Selain melaksanakan ajaran Islam, seorang muslim memikul amanah untuk mendakwahkan (menyeru) manusia kepada Islam itu. Seorang muslim bukanlah orang yang merasa puas dengan keshalihan dirinya sendiri. Ia akan terus berusaha untuk menyebarkan hidayah Allah kepada segenap manusia. Amanah ini tertuang dalam ayat-Nya: “Serulah ke jalan Rabbmu dengan hikmah dan nasihat yang baik.” (An-Nahl: 125)
Rasulullah saw. juga bersabda, “Jika Allah memberi petunjuk kepada seseorang dengan usaha Anda, maka hal itu pahalanya bagi Anda lebih dibandingkan dengan dunia dan segala isinya.” (al-hadits)
Kelima, amanah untuk mengukuhkan kalimatullah di muka bumi. Tujuannya agar manusia tunduk hanya kepada Allah swt. dalam segala aspek kehidupannya. Tentang amanah yang satu ini, Allah swt. menegaskan:“Allah telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wahyukan kepada Ibrahim, Musa, dan Isa, yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kalian berpecah-belah tentangnya.” (Asy-Syura: 13)
Keenam, amanah tafaqquh fiddin (mendalami agama). Untuk dapat menunaikan kewajiban, seorang muslim haruslah memahami Islam. “Tidaklah sepatutnya bagi orang-orang yang beriman itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama.” (At-Taubah: 122)
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shalih bahwa dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (An-Nur: 55)
***
Sumber: Dakwatuna.com

Belajar Dari Tumbuhan



Seorang tukang kebun mencoba mengadakan penelitian sederhana.

Ia menanam 2 tanaman yang sama pada lahan yang sama.

Yang membedakan hanya bagaimana cara dia merawat tanaman tsb.

Tanaman yang pertama disirami secara rutin tiap pagi sore, sedangkan tanaman yang kedua disirami 2 hari sekali.

Ketika tanaman itu bertumbuh cukup besar, tiba waktunya untuk menguji kekuatan akar tsb.

Perbedaannya cukup mencolok;

Dibutuhkan waktu kurang dari 2 menit untuk mencabut akar dari tanaman yang pertama.

Untuk tanaman yang kedua, dibutuhkan waktu lebih lama yaitu empat menit untuk bisa mencabutnya!

Mengapa hal itu bisa terjadi?

Tanaman yang pertama cukup dimanjakan dengan air yang ia dapat dengan mudah, sehingga akarnya tidak berusaha mencari ke tanah yang lebih dalam.

Sedang tanaman yang kedua karena mendapat suplai air yang lebih sedikit, maka mau tidak mau akarnya mencari ke sumber air, sehingga di dapatinya akarnya jauh lebih kuat karena masuk lebih dalam ke tanah.

Pesan Moral:

Cara TUHAN mendidik kita tak jauh beda dengan ilustrasi tsb.

Bayangkan saja jika TUHAN memanjakan kita dengan mengabulkan semua doa yang kita minta atau tidak pernah mengijinkan penderitaan dan masalah hidup.

Tentu ini akan membuat kita jadi orang yang manja.

Tak hanya itu, kita akan menjadi orang yang cengeng.

Akibatnya akar iman kita tidak kuat dan ketika permasalahan terjadi, dengan mudahnya kehidupan kita tumbang!

TUHAN sangat mengasihi kita, itu sebabnya DIA selalu mendewasakan dan melatih akar iman kita.

Mengijinkan penderitaan, masalah, tekanan hidup atau keadaan yang tidak menyenangkan, dengan harapan bahwa akar iman kita terus mencari "Sumber" yang sejati.

Apakah Anda memilih untuk menjadi orang yang manja dengan akar yang rapuh?

atau menjadi orang yang di dewasa kan oleh TUHAN?

"TANPA MASALAH, KITA HANYA AKAN MENJADI ORANG YANG MANJA DAN MEMILIKI AKAR IMAN YANG RAPUH!!

Senin, 14 Januari 2013

Waktu Yang Mustajab



Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Alhamdulillaah…..Segala Puji bagi Allah Tuhan Seru sekalian alam.Tuhan Yang Maha Rahman.Maha Rahim.. Shalawat serta salam senantiasa tercurah untuk kekasih Allah,Muhammad Rasulullah Shallahu 'alaihi wassalam.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Oleh Ismail bin Marsyud bin Ibrahim Ar-Rumaih
Allah memberikan masing-masing waktu dengan keutamaan dan kemuliaan yang berbeda-beda, diantaranya ada waktu-waktu tertentu yang sangat baik untuk berdoa, akan tetapi kebanyakan orang menyia-nyiakan kesempatan baik tersebut. Mereka mengira bahwa seluruh waktu memiliki nilai yang sama dan tidak berbeda. Bagi setiap muslim seharusnya memanfaatkan waktu-waktu yang utama dan mulia untuk berdoa agar mendapatkan kesuksesan, keberuntungan, kemenangan dan keselamatan. Adapun waktu-waktu mustajabah tersebut antara lain.
[1]. Sepertiga Akhir Malam
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda.
“Artinya : Sesungguhnya Rabb kami yang Maha Berkah lagi Maha Tinggi turun setiap malam ke langit dunia hingga tersisa sepertiga akhir malam, lalu berfirman ; barangsiapa yang berdoa, maka Aku akan kabulkan, barangsiapa yang memohon, pasti Aku akan perkenankan dan barangsiapa yang meminta ampun, pasti Aku akan mengampuninya”. [Shahih Al-Bukhari, kitab Da'awaat bab Doa Nisfullail 7/149-150]
[2]. Tatkala Berbuka Puasa Bagi Orang Yang Berpuasa
Dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash Radhiyallahu ‘anhu bahwa dia mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa pafa saat berbuka ada doa yang tidak ditolak”. [Sunan Ibnu Majah, bab Fis Siyam La Turaddu Da'watuhu 1/321 No. 1775. Hakim dalam kitab Mustadrak 1/422. Dishahihkan sanadnya oleh Bushairi dalam Misbahuz Zujaj 2/17].
[3]. Setiap Selepas Shalat Fardhu
Dari Abu Umamah, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang doa yang paling didengar oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, beliau menjawab.
“Artinya : Di pertengahan malam yang akhir dan setiap selesai shalat fardhu”. [Sunan At-Tirmidzi, bab Jamiud Da'awaat 13/30. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi 3/167-168 No. 2782].
[4]. Pada Saat Perang Berkecamuk
Dari Sahl bin Sa’ad Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Ada dua doa yang tidak tertolak atau jarang tertolak ; doa pada saat adzan dan doa tatkala peang berkecamuk”. [Sunan Abu Daud, kitab Jihad 3/21 No. 2540. Sunan Baihaqi, bab Shalat Istisqa' 3/360. Hakim dalam Mustadrak 1/189. Dishahihkan Imam Nawawi dalam Al-Adzkaar hal. 341. Dan Al-Albani dalam Ta'liq Alal Misykat 1/212 No. 672].
[5]. Sesaat Pada Hari Jum’at
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Abul Qasim Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Sesungguhnya pada hari Jum’at ada satu saat yang tidak bertepatan seorang hamba muslim shalat dan memohon sesuatu kebaikan kepada Allah melainkan akan diberikan padanya, beliau berisyarat dengan tangannya akan sedikitnya waktu tersebut”. [Shahih Al-Bukhari, kitab Da'awaat 7/166. Shahih Muslim, kitab Jumuh 3/5-6]
Waktu yang sesaat itu tidak bisa diketahui secara persis dan masing-masing riwayat menyebutkan waktu tersebut secara berbeda-beda, sebagaimana yang telah disebutkan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 11/203.
Dan kemungkinan besar waktu tersebut berada pada saat imam atau khatib naik mimbar hingga selesai shalat Jum’at atau hingga selesai waktu shalat ashar bagi orang yang menunggu shalat maghrib.
[6]. Pada Waktu Bangun Tidur Pada Malam Hari Bagi Orang Yang Sebelum Tidur Dalam Keadaan Suci dan Berdzikir Kepada Allah
Dari ‘Amr bin ‘Anbasah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda.
“Artinya :Tidaklah seorang hamba tidur dalam keadaan suci lalu terbangun padamalam hari kemudian memohon sesuatu tentang urusan dunia atau akhirat melainkan Allah akan mengabulkannya”. [Sunan Ibnu Majah, bab Doa 2/352 No. 3924. Dishahihkan oleh Al-Mundziri 1/371 No. 595]
Terbangun tanpa sengaja pada malam hari.[An-Nihayah fi Gharibil Hadits 1/190] Yang dimaksud dengan “ta’ara minal lail” terbangun dari tidur pada malam hari.
[7]. Doa Diantara Adzan dan Iqamah
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Doa tidak akan ditolak antara adzan dan iqamah”. [Sunan Abu Daud, kitab Shalat 1/144 No. 521. Sunan At-Tirmidzi, bab Jamiud Da'waat 13/87. Sunan Al-Baihaqi, kitab Shalat 1/410. Dishahihkan oleh Al-Albani, kitab Tamamul Minnah hal. 139]
[8]. Doa Pada Waktu Sujud Dalam Shalat
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Adapun pada waktu sujud, maka bersungguh-sungguhlah berdoa sebab saat itu sangat tepat untuk dikabulkan”. [Shahih Muslim, kitab Shalat bab Nahi An Qiratul Qur'an fi Ruku' wa Sujud 2/48]
Yang dimaksud adalah sangat tepat dan layak untuk dikabulkan doa kamu.
[9]. Pada Saat Sedang Kehujanan
Dari Sahl bin a’ad Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda.
“Artinya : Dua doa yang tidak pernah ditolak ; doa pada waktu adzan dan doa pada waktu kehujanan”. [Mustadrak Hakim dan dishahihkan oleh Adz-Dzahabi 2/113-114. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahihul Jami' No. 3078].
Imam An-Nawawi berkata bahwa penyebab doa pada waktu kehujanan tidak ditolak atau jarang ditolak dikarenakan pada saat itu sedang turun rahmat khususnya curahan hujan pertama di awal musim. [Fathul Qadir 3/340].
[10]. Pada Saat Ajal Tiba
Dari Ummu Salamah bahwa Rasulullah mendatangi rumah Abu Salamah (pada hari wafatnya), dan beliau mendapatkan kedua mata Abu Salamah terbuka lalu beliau memejamkannya kemudian bersabda.
“Artinya : Sesungguhnya tatkala ruh dicabut, maka pandangan mata akan mengikutinya’. Semua keluarga histeris. Beliau bersabda : ‘Janganlah kalian berdoa untuk diri kalian kecuali kebaikan, sebab para malaikat mengamini apa yang kamu ucapkan”. [Shahih Muslim, kitab Janaiz 3/38]
[11]. Pada Malam Lailatul Qadar
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Artinya : Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar”. [Al-Qadr : 3-5]
Imam As-Syaukani berkata bahwa kemuliaan Lailatul Qadar mengharuskan doa setiap orang pasti dikabulkan. [Tuhfatud Dzakirin hal. 56]
[12]. Doa Pada Hari Arafah
Dari ‘Amr bin Syu’aib Radhiyallahu ‘anhu dari bapaknya dari kakeknya bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Sebaik-baik doa adalah pada hari Arafah”. [Sunan At-Tirmidzi, bab Jamiud Da'waat 13/83. Dihasankan oleh Al-Albani dalam Ta'liq alal Misykat 2/797 No. 2598]
***
[Disalin dari buku Jahalatun nas fid du'a, edisi Indonesia Kesalahan Dalam Berdoa, oleh Ismail bin Marsyud bin Ibrahim Ar-Rumaih, hal 181-189, terbitan Darul Haq, penerjemah Zainal Abidin Lc]

Kisah Nyata Anak Durhaka



Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Alhamdulillaah…..Segala Puji bagi Allah Tuhan Seru sekalian alam.Tuhan Yang Maha Rahman.Maha Rahim.. Shalawat serta salam senantiasa tercurah untuk kekasih Allah,Muhammad Rasulullah Shallahu 'alaihi wassalam.

---------------------------------------------------------------------------


”Nggak banyak kok mak, 50 ribu aja mak!” gadis itu membentak ibunya.
”Emak gak ada duit. Minta sama bapak kamu sana” jawab ibunya perlahan.
Sambil mengurut kakinya yang pegal. Sudah bertahun-tahun dia mengidap darah tinggi,lemah jantung dan kencing manis.
”Maaak… teman-teman semuanya keluar. Aku pun mau malam mingguan di luar,” kata gadis itu.
”Yalah, mak tau… tapi mak gak ada duit,” balas ibunya.
”50 ribu aja mak!” si gadis berkata.
”Nggak ada,” jawab ibunya.
” Emak memang pelit!” si gadis mulai mengeluarkan kata-kata keras.
”Bukan seperti itu...” belum habis ibunya menerangkan, gadis tersebut menyanggah, katanya,
”Ahhh…sudahlah emak! Aku tak mau dengar!”
”Kalau emak punya du…” ibunya menyambung .
Tapi belum habis kata-katanya, si gadis menimpali lagi, katanya ”kalau abang, boleh, tapi kalau aku yang minta duit, mesti gak ada!"
Bersamaan dengan itu, gadis tersebut menyepak ibunya dan mendorongnya ke pintu. Si ibu jatuh ke lantai.
” Saida.. Sai.. dddaaa..” katanya perlahan sambil mengurut dada.
Wajahnya berkerut menahan sakit.
Gadis tersebut tidak menghiraukan ibunya yang terkulai di lantai. Malah sebaliknya, dia masuk ke kamar dan mengurung diri. Di dalam kamar,
dibantingnya bantal dan selimut ke dinding. Dan sementara di luar, suasana sunyi sepi.
Hampir sejam kemudian, barulah gadis tersebut keluar. Alangkah terkejutnya dia karena ibunya sudah tidak bergerak lagi. Ketika dia pegang pergelangan tangan dan bawah leher, ternyata denyut nadinya sudah tidak ada lagi.
Si gadis panik.. Dia meraung dan menangis memanggil ibunya, tapi tidak ada sahutan. Meraung si gadis melihat mayat ibunya itu. Tetangganya pun berdatangan untuk mengetahui apa yang terjadi, setelah mendengar jeritan si gadis tersebut. Bapak si gadis yang bekerja sebagai kuli bangunan pun segera dihubungi, dan pemakaman ditunda sampai bapaknya kembali ke rumah.
Pengurusan jenazah dilakukan oleh saudara dan tetangganya. Pada awalnya tak ada apa-apa yang aneh, tapi ketika mayatnya akan dimasukkan ke dalam kubur, ia jadi berat sampai 10 orang pun tak bisa masukkannya ke dalam kubur. Suaminya sendiri pun tak dapat membantu apa-apa.
Tapi ketika si gadis itu menolong, mayat ibunya menjadi ringan. Dia seorang diri pun bisa mengangkat dan meletakkan mayat ibunya di tepi kubur. Kemudian si gadis masuk ke dalam kubur untuk meletakkan jenazah ibunya. Beramai-ramai penduduk kampung mengangkat mayat tersebut dan menyerahkannya kepada si gadis yang sudah berada di dalam kubur.
Tanpa ada kesulitan, gadis itu memasukkan mayat ibunya ke liang lahat. Namun ketika dia hendak memanjat keluar dari kubur tersebut, tiba-tiba kakinya tidak dapat diangkat. Kakinya seperti dipaku ke tanah. Si gadis mulai cemas.
Orang-orang yang berada di sekeliling kubur mulai riuh. Satu persatu menengok untuk melihat apa yang sedang terjadi.
”Pak, tarik tangan saya ini. Kaki saya serasa melekat, tidak bisa naik,” gadis tersebut mengulurkan tangan ke arah bapaknya.
Si bapa menarik tangan anaknya itu, tetapi gagal. Kaki gadis tersebut melekat kuat ke tanah. Beberapa orang lalu dipanggil untuk menariknya keluar, tetapi tetap tidak berhasil.
”Bapak…kenapa ini??!! Tolonglah Saida, bapak..” si gadis menangis memandang ayah dan adik-adiknya yang berada di pinggir kubur.
Semakin banyak orang berdiri di pinggir kubur. Mereka coba menariknya bersama-sama namun sudah ketentuan Allah, kaki si gadis tetap seperti terpaku di tanah. Tangisannya bertambah kuat.
”Tolong saya pak, tolong saya.. Kenapa jadi seperti ini pak? ” kata si gadis sambil meratap.
”Itulah, kamu yang membuat emak meninggal. Sekarang, bapak pun tak tau harus bagaimana,” jawab si ayah setelah gagal mengeluarkan anaknya itu.
Dia menarik lagi tangan gadis yang berada di dalam kubur tapi tidak beranjak walau sedikit pun. Kakinya tetap terpahat ke tanah.
"Emak…ampuni Saida emak, ampuni Saida…” gadis itu menangis.
Sambil dipeluk dan diciumi jenazah ibunya. Air matanya sudah tidak dapat ditahan lagi.
”Maafkan Saida emak, maafkan, Saida bersalah, Saida menyesal. Saida menyesal. Ampuni Saida emak,” dia menangis lagi sambil memeluk jenazah ibunya yang telah kaku.
Kemudian gadis itu mengulurkan lagi tangannya supaya bisa di tarik keluar. Beramai-ramai orang mencoba mengeluarkannyanamun hasilnya. Setelah terlalu lama mencoba tetapi tetap gagal, imam membuat keputusan bahwa kubur
tersebut harus segera ditimbun.
”Kita timbun sedikit saja, sampai mayat ibunya tak dapat dilihat lagi. Kita tidak boleh membiarkan mayatnya seperti itu. Kalau hujan bagaimana?” kata imam kepada bapak gadis berkenaan.
”Lalu anak saya bagaimana?” tanya si bapak.
”Kita akan terus mencoba menarik dia keluar. Mayat isteri bapak disempurnakan dulu, lalu anak bapak kita selamatkan,” balas imam.
Lelaki tersebut setuju. Lalu seperti yang diputuskan,upacara pemakaman terpaksa diteruskan hingga selesai, termasuk talkinnya. Kubur pun ditimbun sebatas lutut si gadis, cukup untuk menimbun keseluruhan jenazah ibunya.
Yang menyedihkan, waktu itu si gadis masih berada di dalam kubur. Ketika talkin dibaca, dia menangis dan meraung sejadinya. Sambil meminta ampun kepada ibunya dengan linangan air mata. Selesai upacara itu, orang-orang berusaha menariknya keluar lagi. Tapi tidak berhasil.
Akhirnya warga menghubungi polisi untuk minta bantuan, karena banyak orang yang berdatangan untuk melihat kejadian yang di luar nalar tersebut.
Polisi memasang tali di sekeliling kubur tersebut dan melarang orang-orang mendekat kecuali keluarganya.
Hari semakin siang, tapi usaha warga sepertinya sia-sia saja. Gadis itu tidak dapat dikeluarkan dari liang kubur ibunya. Si gadis pun sudah kepayahan karena terlalu lama di dalam, menangis dan mencoba mengangkat kakinya. Dan si bapak menawarkannya makanan.
”Sudahlah Saida. Makanlah sedikit nak,” rayu bapaknya sambil mengulurkan sepiring nasi dan segelas air. Si gadis tersebut tidak mengindahkan bapaknya. Malah memandang ke atas pun tidak. Dia terus meratap meminta ampun kepada arwah ibunya.
”Ampuni saya emak, ampuni saya Ya Allah, lepaskanlah kakiku ini, saya bertaubat, saya insaf. Saya mohon ampun atas apa yang telah saya perbuat pada emak Ya Allah” si gadis menangis dan meratap. Sementara bapak dan saudar-saudaranya menangis dan berdoa di tepi kubur.
Semakin lama semakin ramai orang bekumpul mengelilingi area pemakaman itu. Beberapa mobil polisi datang dan banyak anggota keamanan yang bersenjatakan lengkap berjaga-jaga.
Matahari pun terbenam, akhirnya tenggelam dan malam merangkak tiba. Saida masih begitu. Kaki terlekat di dalam kubur ibunya sementara dia tidak henti-henti meratap meminta ampunan.
Sejak siang, tidak ada sedikit pun makanan maupun minuman masuk ke perutnya. Bapak dan saudara-saudaranya masih tetap di sisi kubur membaca Al-Quran, Yassin dan berdoa. Namun telah disebutkan Allah, bahwa durhaka terhadap ibu bapak adalah dosa yang sangat besar. Saida tetap tidak dapat dikeluarkan.
Embun mulai menetes. Saida pun kedinginan. Dengan selimut yang diberi oleh bapaknya dia membungkus tubuhnya. Namun dia tidak dapat tidur. Saida menangis dan memohon kepada Allah supaya mengampuni dosanya.
Setelah beberapa hari terperangkap, akhirnya Saida meninggal dunia.
Mungkin kerana terlalu lemah dan tidak tahan kepanasan oleh matahari pada waktu siang dan kedinginan di malam hari. Mungkin juga kerana tidak makan dan minum. Atau mungkin juga karena terlalu sedih dengan apa yang tengah berlaku padanya.
Allah Maha Agung. Selepas Saida menghembuskan nafas terakhirnya, barulah tubuhnya dapat dikeluarkan. Mayat gadis itu kemudian disempurnakan seperti mayat-mayat lain.
Wallahu’alam
Begitu besar
kekuasaan Allah. Begitu dahsyatnya azab akibat durhaka kepada orang tua, Allah swt tidak menundanya di akhirat.

(Berdasarkan kisah nyata dengan sedikit perubahan yang benar-benar terjadi tahun 1994 di negara tetangga)

Sabtu, 05 Januari 2013

Kisah Nabi Idris



Nabi Idris as adalah seorang Nabi yang kuat sekali ibadahnya, bahkan malaikat sangat kagum atas kesalehan beliau.

Pada suatu saat, Malaikat Izrail dan Nabi Idris as beribadah bersama-sama. Dan pada kesempatan itu Nabi Idris as mengajukan permintaan kepada Malaikat Izrail untuk dapat melihat surga dan neraka.

Malaikat Izrail tidak dapat memutuskan permintaan Nabi Idris as. Namun Allah SWT Maha Mendengar dan Maha Melihat, dan karenanya Nabi Idris as diizinkan berkunjung ke neraka dan ke surga ditemani Malaikat Izrail.

Pertama-tama Nabi Idrsi as mengunjungi neraka.
"Wahai Nabiyullah, kenapa ingin melihat neraka..?
Bahkan para malaikat pun takut melihatnya," tanya Malaikat Izrail.

Dijawab olah Nabi Idris as, "Sebenarnya saya takut sekali kepada azab Allah SWT. Tapi mudah-mudahan iman saya menjadi tebal setelah melihatnya."

Begitu mereka sudah sampai agak dekat dengan neraka, Nabi Idris as pun tersungkur pingsan.
Penjaga neraka adalah malaikat yang sangat menakutkan. Malaikat itu menyeret dan menyiksa manusia-manusia yang durhaka kepada Allah SWT semasa hidupnya.

Nabi Idris as tak mampu menyaksikan berbagai siksaan yang sangat mengerikan.

Api neraka berkobar sangat dahsyat, bunyinya bergemuruh menakutkan dan tak ada pemandangan yang lebih mengerikan dibanding dengan neraka.

Astaghfirullah...Astaghfirullah...Astaghfirullah..."berkali kali terucap dari mulut beliau sesaat setelah tersadar dari pingsannya.
(Seorang nabi saja sampai pingsan melihat neraka, bagaimana dengan manusia biasa seperti kita..?).

Setelah siuman, dengan tubuh yang masih lemas Nabi Idris as melanjutkan perjalanan ke surga ditemani Malaikat Izrail juga.

Di pintu surga beliau disambut Malaikat Ridwan yang menjaga Surga. Malaikat Ridwan dengan penuh lemah lembut mempersilahkan Nabi Idris as untuk memasuki tempat yang mulia penuh kenikmatan tersebut.

Begitu masuk ke dalam surga, lagi-lagi Nabi Idrisas tersungkur lagi karena penuh takjub. Semua yang ada di dalamnya begitu indah dan menakjubkan bagi siapa yang memandangny.

Namun Nabi Idris as pingsan hanya sebentar saja. Tanpa bisa berkata apa-apa selain ucapan, Subhanallah.... Subhanallah.... Subhanallah..., berkali-kali keluar dari mulut beliau.

Itulah Kisah Teladan dari nabi Idris as yang sangat saleh dan taat kepada Allah SWT hingga beliau sampai pingsan begitu melihat neraka maupun surga.

Semoga kita termasuk golongan yg masuk ke dalam surganya Allah SWT.

Sedekah Yang Pahalanya Terus Mengalir



Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Alhamdulillaah…..Segala Puji bagi Allah Tuhan Seru sekalian alam.Tuhan Yang Maha Rahman.Maha Rahim.. Shalawat serta salam senantiasa tercurah untuk kekasih Allah,Muhammad Rasulullah Shallahu 'alaihi wassalam.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dari Abu Hurairah RA, bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW, telah bersabda : “Bila seorang hamba telah meninggal, segala amalnya terputus, kecuali tiga hal : amal jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak shalih yang mendo’akannya” (HR. Bukhari, dalam Adabul Mufrad).
Berikut contoh konkrit, sadaqah (amal) jariah, yang pahalanya terus mengalir walaupun si pemberi sadaqah telah wafat :
SADAQAH JARIAH – KEBAIKAN YANG TAK BERAKHIR AL SADAQAT AL JARIYAH – THE ACTIONS WHICH OUTLIVES YOU !
1.    Berikan Al-Quran pada seseorang, setiap saat Al-Quran tersebut dibaca, anda mendapatkan kebaikan. Give Quran to someone and each time they read from it, you will gain hasanaat.
2.    Ajarkan seseorang sebuah do’a. Pada setiap bacaan do’a itu, anda mendapatkan kebaikan. Teach someone to recite a dua. With each recitation, you will gain hasanaat.
3.    Sumbangkan kursi roda ke RS dan setiap orang sakit menggunakannya, anda mendapatkan kebaikan.Donate a wheel chair to a hospital and each time a sick person uses it, you will gain hasanaat.
4.    Tanam sebuah pohon. Setiap seseorang atau hewan berlindung dibawahnya atau makan buahnya, anda dapat kebaikan. Plant a tree. Each time any person or an animal sits under its shade or eats from the tree, you will gain hasanaat.
5.    Tempatkan pendingin air di tempat umum. Place a water cooler in a public place.
6.    Berbagi bacaan yang membangun dengan seseorang. Share constructive reading material with someone.
7.    Libatkan diri dalam pembangunan mesjid. Participate in the building of a mosque.
8.    Berbagi CD Quran atau Do’a. Share a dua or Quran CD.
9.    Bantulah pendidikan seorang anak. Help in educating a child.
10. Bagikan pengetahuan ini dengan orang lain. Jika seseorang menjalankan salah satu dari hal diatas, Anda dapat kebaikan sampai hari Qiamat. Share this with someone. If one person applies any of the above you will receive your hasanaat until the Day of Judgment.
Jadilah dai “sejuta artikel” dengan meneruskan artikel ini kepada saudara-saudara kita sesama muslim yang barangkali belum mengetahuinya, sehingga kita tidak dilaknat Allah dan seluruh mahluk karena tidak menyampaikan (menyembunyikan) apa yang telah kita ketahui, sebagaimana dinyatakan dalam Al-Quran surah Al-Baqarah Ayat 159 : “Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan dari keterangan-keterangan dan petunjuk hidayat, sesudah Kami terangkannya kepada manusia di dalam Kitab Suci, mereka itu dilaknat oleh Allah dan dilaknat oleh sekalian makhluk”.
Dari Abdullah bin ‘Amru ra, RasulAllah S.A.W bersabda: “Sampaikanlah pesanku walaupun hanya satu ayat”.
Semoga Allah Ta’ala membalas ‘amal Ibadah kita.Aamiin…



Wujud Malaikat Izrail yang Sangat Ditakuti



Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Alhamdulillaah…..Segala Puji bagi Allah Tuhan Seru sekalian alam.Tuhan Yang Maha Rahman.Maha Rahim.. Shalawat serta salam senantiasa tercurah untuk kekasih Allah,Muhammad Rasulullah Shallahu 'alaihi wassalam.

------------------------------------------------------------------------------------------------
Malaikat Izrail diciptakan oleh Allah SWT dalam keadaan yang serupa dengan malaikat Mikail baik wajahnya, ukurannya, kekuatannya, lisannya dan sayapnya. Semuanya tidak kurang dan tidak lebih.
Dikatakan dia berwajah empat, satu wajah di muka, satu wajah di kepala, satu dipunggung dan satu lagi di telapak kakinya. Dia mengambil nyawa para nabi dari wajah kepalanya, nyawa orang mukmin dengan wajah mukanya, nyawa orang kafir dengan wajah punggung dan nyawa seluruh jin dengan wajah tapak kakinya.
Dari kepala hingga kedua telapak kakinya berbulu Za’faran dan di setiap bulu ada satu juta muka di setiap satu juta muka mempunyai satu juta mata dan satu juta mulut dan tangan. Ia memiliki 4.000 sayap dan 70.000 kaki, salah satu kakinya di langit ketujuh dan satu lagi di jembatan yang memisahkan Surga dan Neraka.
Setiap mulut ada satu juta lidah, setiap lidah boleh berbicara satu juta bahasa. Jika seluruh air di lautan dan sungai di dunia disiramkan di atas kepalanya, niscaya tidak setitikpun akan jatuh melimpah.
Kematian
Disebutkan, ketika Allah SWT mencipta Al-Maut (kematian) dan menyerahkan kepada malaikat Izrail, maka berkata malaikat Izrail: “Wahai Tuhanku, apakah Al-Maut itu?”.
Maka Allah SWT menyingkap rahasia Al-Maut itu dan memerintah seluruh malaikat menyaksikannya.
Setelah seluruh malaikat menyaksikannya Al-Maut itu, maka tersungkurlah semuanya dalam keadaan pingsan selama seribu tahun.
Setelah para malaikat sadar kembali, bertanyalah mereka: “Ya Tuhan kami, adakah makhluk yang lebih besar dari ini?” Kemudian Allah SWT berfirman: “Akulah yang menciptakannya dan Aku-lah yang lebih Agung dari padanya. Seluruh makhluk akan merasakan Al-Maut itu”.
Kemudian Allah SWT memerintahkan Izrail mengambil Al-Maut Allah telah menyerahkan kepadanya. Walau bagaimanapun, Malaikat Izrail khawatir jika tidak terdaya untuk mengambilnya sedangkan Al- Maut lebih agung daripadanya. Kemudian Allah SWT memberikannya kekuatan, sehinggalah Al-Maut itu menetap di tangannya.
Disebutkan pula, setelah seluruh makhluk hidup sudah dicabut nyawanya pada hari kiamat kelak dan yang tersisa tinggal malaikat Izrail lalu Allah SWT menyuruhnya untuk mencabut nyawanya sendiri, demi melihat dahsyatnya sakarataul maut yang sedang terjadi terhadap dirinya, beliau mengatakan “Ya Allah seandainya saya tahu ternyata pedih sekali sakaratul maut ini, tidak akan tega saya mencabut nyawa seorang mukmin”.
Malaikat Izrail diberi kemampuan yang luar biasa oleh Allah hingga barat dan timur dapat dijangkau dengan mudah olehnya seperti seseorang yang sedang menghadap sebuah meja makan yang dipenuhi dengan pelbagai makanan yang siap untuk dimakan. Ia juga sanggup membolak-balikkan dunia sebagaimana kemampuan seseorang sanggup membolak-balikkan uang.
Sewaktu malaikat Izrail menjalankan tugasnya mencabut nyawa makhluk-makhluk dunia, ia akan turun ke dunia bersama-sama dengan dua kumpulan malaikat yaitu Malaikat Rahmat dan Malaikat ‘Azab. Sedangkan untuk mengetahui dimana seseorang akan menemui ajalnya itu adalah tugas dari Malaikat Arham.
Walau bagaimanapun, Izrail bersama Jibril, Israfil dan Mikail pernah ditugaskan ketika Allah menciptakan Nabi Adam. Israil juga adalah antara Malaikat yang sering turun ke bumi untuk bertemu dengan para nabi antaranya ialah Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Idris a.s.
Sakaratul Maut dan Kematian Mukmin
Sesungguhnya seorang hamba mukmin apabila hendak meninggalkan dunia menuju akhirat, turun kepadanya para malaikat dari langit yang berwajah putih seakan wajah mereka ibarat matahari.
Mereka membawa kafan dan parfum dari surga. Mereka duduk di samping calon mayat sejauh mata memandang.
Diriwayatkan bahwa para malaikat ini mulai mencabut nyawa dari kaki sampai ke lututnya, kemudian diteruskan oleh para malaikat lainnya sampai ke perut, kemudian diteruskan lagi oleh para malaikat lainnya sampai ke kerongkongan, kemudian datanglah Malaikat maut Alaihis Salam dan duduklah di samping kepala calon mayat seraya berkata: “Wahai jiwa yang baik, wahai jiwa yang tenang, keluarlah menuju ampunan dan ridha dari Allah”.
Maka keluarlah rohnya dengan lembut seperti air yang menetes dari bibir tempat air. Malaikat maut-pun mengambilnya, setelah Malaikat mengambil ruh itu maka segera di masukkan dalam kafan yang dari surga tersebut dan diberi parfum yang dari surga itu. Lalu keluarlah dari ruh itu bau yang sangat wangi seperti bau parfum yang paling wangi di muka bumi ini.
Ketika telah keluar ruhnya maka para Malaikat di antara langit dan bumi menshalatinya, demikian pula semua Malaikat yang di langit. Dan dibukakan untuknya pintu-pintu langit, semua penjaga pintu tersebut berdoa kepada Allah agar ruh tersebut lewat melalui pintunya.
Para Malaikat membawa ruh itu naik ke langit, dan tiap-tiap melalui rombongan Malaikat mereka selalu bertanya: “Ruh siapa yang wangi ini???” Para Malaikat yang membawanya menjawab: “Ini ruhnya Fulan bin Fulan”, sambil menyebutkan panggilan-panggilan terbaiknya selama di dunia.
Malaikat yang membawanya menyebutkan kebaikan-kebaikannya selama di dunia, Kebaikan-kebaikannya dalam hubungan dengan Allah dan dengan sesama manusia bahkan dengan alam semesta. Tatkala telah sampai di langit dunia para Malaikat meminta dibukakan pintunya.
Malaikat penjaga pintu langit membuka pintu itu, kemudian semua Malaikat yang ada ikut mengiringi ruh itu sampai ke langit berikutnya hingga berakhir di langit ke tujuh. Lalu Allah berfirman: “Tulislah catatan amal hamba-Ku di Illiyyiin! Tahukah kamu apakah Illiyyiin itu? (Yaitu)kitab yang bertulis (untuk mencatat amal orang yang baik)” (QS. Al-Muthaffifiin: 19-20).
Ditulislah catatan amalnya di Illiyyiin. Kemudian dikatakan: “Kembalikanlah ia ke bumi, karena Aku telah berjanji kepada mereka bahwa Aku menciptakan mereka darinya (tanah) dan mengembalikan mereka kepadanya serta membangkitkan mereka darinya pula pada kali yang lain”. Roh itu-pun dikembalikan ke bumi dan ke jasadnya.